Bercinta dengan Kakak Ipar
Cerita Dewasa kali
ini bukan merupakan cerita seks sedarah namun cukup menarik karena dilakukan
oleh adik ipar yang kurang ajar. Uhmmm menurut saya sih sebuah kewajaran, soale
kakaknya yang punya istri kok malah melalaikan kewajiban. Ya maka terjadilah
cerita mesum itu. Tubuhnya menegang. “Dede..” ucapnya dengan getaran
kenikmatan. Aahh Kurasakan penisku didekap kuat liang Yanti. “Ooouuhh,” desah
nikmat Yanti. Kulihat Yanti mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat
seakan tubuhnya santapanku. Nafsuku membuat milikku keluar masuk dengan cepat.
Ahh, puncakku disaat penisku masih di dalam liang Yanti. Aku tak dapat menahan
semburanku karena nikmatnya tubuh Yanti. “Ooouuhh..” desah Yanti mengiringi
setiap semburanku. Milikku kubiarkan tertancap terus. Sebut namaku Dede, semasa
kuliah aku tinggal bersama kakakku Deni dan istrinya Yanti. Aku diajak tinggal
bersama mereka, karena kampusku dekat dengan rumah mereka, daripada aku kost.
Usiaku dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Yanti 2 tahun lebih tua dariku.
Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di rumah. Sering kulihat Yanti
kelihatan kesepian karena ditinggal kakakku. Kuhibur dia dan akhirnya kami
sering bercanda. Lama-lama Terkesan kalau Yanti lebih dekat ke aku dibanding
Kak Deni. Karena Kak Deni jarang pulang akhirnya kami sering keluar
jalan-jalan. Dan terkadang kami nonton bioskop berdua untuk menghilangkan rasa
sepi Yanti. Sering Yanti dikira pacarku, tentu aku jadi bangga jalan dengannya.
Seluk beluk di dirinya membuat mata terpikat dan tak lepas melirik. Keesokan
harinya sepulang kuliah kulihat rumah sepi. Sesaat aku bingung ada apa dan
kemana Yanti. Sesaat kulihat di celah pintu kamarnya ada cahaya TV. Segera
kucek apa ia ada di kamar. Kubuka pintunya, sesaat kuterdiam, terlihat di TV
kamarnya adegan yang merangsang, sekilas kulihat Yanti sedang terlentang dan ia
kaget akan kehadiranku. “Maaf Mbak!” sahutku dengan tidak enak. Lalu kututup
pintu kamar dan keluar. Sekilas teringat yang sekilas kulihat tadi. Yanti
sedang asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan
sebagian kulit yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya.
Sesaat beberapa lama di dalam kamar. Rasanya kuingin menonton yang Yanti tonton
tadi. Lalu kusetel CD simpanan di kamarku. Tampaknya birahiku muncul melihat
adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Yanti di kamarnya. Tubuhnya
merangsang pikiranku untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film aku
berkhayal bercinta. Kukeluarkan penisku dan kumainkan. Sesaat aku kaget, Yanti
masuk ke kamarku. Rupanya aku lupa mengunci pintu. Ia terlihat terdiam melihat
milikku. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat kami sama-sama terdiam dan
bingung. “Ma.. maaf, ganggu ya,” tanya Yanti dengan matanya yang menatap
milikku. “Eh.. enggak Mbak, a.. ada apa Mbak,” sahutku dengan tanganku yang
masih memegang milikku. “Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?” tanya Yanti dengan
bingung karena kejadian ini. “Oh itu, sangkain aku rumah kosong, aku nyari
Mbak,” sahutku sambil kumasukkan milikku lagi. “Kamu nonton apa?” tanya Yanti
lalu melihat film yang kusetel. “I.. itu.. sama
yang tadi,” sahutku dengan isyarat yang ditonton
Yanti di kamarnya. Yanti terdiam sesaat sambil melihat film. “Maaf Mbak, boleh
pinjem yang tadi nggak?” tanyaku dengan malu. “Boleh, kenapa enggak?” jawab Yanti.
“Mau minjem Mbak.. apa mau nonton di sini?” tawarku kepada Yanti. “Sekalian aja
deh, biar rame,” jawabnya. Adegan demi adegan difilm kami lewati, dan beberapa
kali kami mengganti film. Kami juga berbincang dan mengobrol tentang yang
berhubungan di film. Mungkin karena kami sering berdua dan bicara dari hati ke
hati akhirnya kami merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Kami tidak canggung
lagi. Rasanya kami sama-sama menyukai tapi kami sadari Yanti milik kakakku.
Kami akhirnya biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film kami
tonton bersama. Kami akhirnya mulai sering melirik dan bertatapan mata. Sesaat
saat film berputar tanpa kami sadari, tatapan mata kami membuat bibir kami
bersentuhan. Tampaknya gairah kami sama dan tak bisa dibendung dan kami
tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi. Aku pikir ciuman tak apalah,
akhirnya bibir dan lidah kami saling bersaing. Nafsu membuat kami terus
berebutan air liur. Beberapa lama kami nikmati kejadian ini, kemudian kami
tersadar dan berhenti. Kami hanya bisa diam dalam pelukan. Mata kami tak
sanggup bertatapan. Rasanya bingung. Cukup lama kami berpelukan sampai akhirnya
kami duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan sikap Yanti memancing birahiku.
Beberapa lama kami tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan kubuai rambut
panjang Yanti. Tampaknya ia menyukainya. Perlahan tanganku mengelus pundaknya.
Sesaat kami bertatapan lagi. Wajahnya dewasa dan cantik, kurasakan wajah yang
mengharapkan sentuhan dan kehangatan. Kurasakan isyarat dari Yanti untuk
berciuman lagi. Tanpa basa-basi kulahap bibirnya, ahh nikmat rasanya. Bibirnya
terasa lembut di bibirku. Lalu dada kami saling berhadapan. Sekilas kulihat
buah dadanya yang besar. Lalu kupeluk Yanti dengan maksud ingin menyentuh dan
merasakan miliknya. Sesaat kurasakan miliknya di dadaku, besar, empuk dan
besar. Perlahan tanganku mengelus-elus pahanya yang lembut dan halus. Sebagai
penjajakan kuelus selangkangannya, tampaknya ia menikmatinya. Kurasakan tanganku
ia elus sebagai tanda ia menyukainya. Tanpa menunggu aku segera meraba-raba
daerah sensitifnya. Sesaat tanganku ia raih dan ia giring ke dadanya. Ahh,
akhirnya kurasakan buah dada yang besar di dekapan tanganku. Sesaat kurasakan
milikku didekap tangan Yanti, ahh rasanya aku menikmatinya. Perlahan tangannya
memainkan, nikmat rasanya. Perlahan kulepaskan tangan Yanti dari milikku.
Kubuka sebagian celanaku sehingga milikku menghunus tegap. Kuraih tangannya dan
kuarahkan ke milikku. Sesaat tangannya mendekap milikku, ia mainkan lalu
beberapa lama kemudian wajahnya menuju ke milikku dan ia hisap. Ah, lembutnya
mulut Yanti. Rupanya ia suka menghisap milikku. milikku keluar masuk di
mulutnya secara perlahan seiring tangannya yang mengayun-ayun milikku. Perlahan
kuangkat kaosnya sehingga terlihat buah dada yang tertutup bra. Kuraih
kaitannya dan kulepas. Perlahan tanganku menyusup di branya lalu meraba dan
meremas buah dadanya yang besar, halus dan lembut. Kurasakan putingnya yang
kenyal mengeras, dadanya pun mengeras. Lalu tanganku menuju celana pendeknya
dan kubuka bersama celana dalamnya. Ahh, indah tubuhnya bila tanpa pakaian dan
sangat merangsang. Pinggangnya yang
ramping dan pinggul yang lumayan, kulitnya putih
bersih dan mulus. Kuelus-elus bokongnya yang halus dan lembut. Pahanya kuraba
lalu bulunya dan tonjolan sensitifnya. Seiring hisapannya kumainkan bibir
vagina yang sudah basah perlahan jariku masuk ke liang vaginanya. Kurasakan
lembut di jemariku, nikmat rasanya.”Dede.. oouuhh..” ucapnya seiring jariku
yang tertancap di liangnya. Sesaat kemudian kurasakan gerakan mulut dan
nafasnya tambah cepat. Kurasakan air liur Yanti membasahi milikku. Cukup lama
mulutnya bermain sampai ku tak tahan menahan maniku. “Mmmhh..” ucap Yanti
seiring semburanku di dalam mulutnya. Kurasakan mulutnya tetap menghisap
milikku, lalu maniku dan terus sampai beberapa lama. Kemudian bibirnya selesai
bermain. “Udah De?” sahutnya dengan isyarat apakah aku puas. Aku tersenyum
melihat wajah cantiknya yang memucat dan merangsang. Rasanya milikku belum puas
masuk di mulutnya. Kemudian ia terbaring dengan jariku yang masih masuk di
liangnya. “Mbak yang ini belom,” sahutku dengan isyarat jariku yang keluar
masuk di liangnya.”Emang kenapa?” tanyanya dengan isyarat wajah yang menanyakan
apa keinginanku. Kemudian kubuat posisi bersetubuh. Kaki Yanti mengangkang
lebar dan terangkat seakan siap bermain. Bibir vagina yang agak merah terlihat
jelas olehku. Milikku yang terhunus akhirnya menyentuh bibir vaginanya yang
lembut yang sudah basah. Perlahan kumasukkan dan akhirnya hilang tertelan di
liang Yanti yang lembut. “Mmhh..” desah Yanti dengan dagunya yang perlahan
terangkat dan telapak kakinya memeluk pinggulku. Milikku keluar-masuk
diliangnya dan dada Yanti membusung seakan tidak kuat merasakan kenikmatan
sentuhanku. “Ooouuhh.. oouuhh..” berulang desahan itu Yanti keluarkan. Beberapa
lama kurasakan nikmatnya tubuh Yanti. Perlahan kurasakan pinggul Yanti bergerak
sehingga mempercepat gesekan penis dan liangnya. Sessat ia dekap tubuhku.
Tubuhnya menegang. “Dede..” ucapnya dengan getaran kenikmatan. Aahh Kurasakan
penisku didekap kuat liang Yanti. “Ooouuhh,” desah nikmat Yanti. Kulihat Yanti
mulai melemas pasrah. Melihat ini gairahku meningkat seakan tubuhnya
santapanku. Nafsuku membuat milikku keluar masuk dengan cepat. Ahh, puncakku
disaat penisku masih di dalam liang Yanti. Aku tak dapat menahan semburanku
karena nikmatnya tubuh Yanti. “Ooouuhh..” desah Yanti mengiringi setiap
semburanku. Milikku kubiarkan tertancap terus. Tampaknya Yanti tak menolaknya.
Tubuhku belum puas menikmati tubuhnya. Terkadang tanganku menikmati dada dan
putingnya. Dan beberapa kali kami berciuman lagi. Aku tak peduli walaupun
bibirnya bekas milik dan maniku karena benar-benar nikmat. Sampai tenaga kami
pulih, kurasakan dekapan liang Yanti yang agak mengering basah lagi. Lalu kami
bermain lagi. Ini terus kami lakukan sampai kami tak kuat dan tidur kelelahan.
Esoknya kami tersadar dan kami mandi bersama. Tampaknya kami menyukai kejadian
kemarin. Rasa bersalah hilang karena Kami rasakan kecocokan, dan kami teruskan
hubungan ini. Karena kakakku jarang di rumah kami sering berdua, tidur bersama
dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia
kami berdua seterusnya. sampai aku memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak
kami terus berhubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar